peran media massa dalam membentuk opini publik

peran media massa dalam membentuk opini publik

NWM

1. Penyampai Informasi

Media massa menjadi saluran utama bagi masyarakat untuk memperoleh informasi tentang peristiwa politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Melalui informasi yang disajikan, publik dapat membentuk persepsi dan opini mereka.

Contoh: Liputan media tentang isu lingkungan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian publik terhadap krisis iklim.

2. Agenda Setting (Penentuan Agenda)

nwm

Media tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menentukan isu mana yang dianggap penting melalui frekuensi dan cara peliputan. Ini memengaruhi fokus perhatian publik.

Contoh: Jika media terus-menerus memberitakan tentang korupsi, maka publik akan menganggap korupsi sebagai masalah utama negara.


Pengertian Agenda Setting

Dikembangkan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw (1972), teori ini berasal dari studi mereka terhadap Pemilu Presiden AS 1968. Mereka menemukan bahwa isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang diberitakan media secara intensif.


Fungsi Agenda Setting

  1. Menentukan isu prioritas publik

  2. Mengarahkan perhatian masyarakat pada isu tertentu

  3. Mempengaruhi persepsi tentang pentingnya suatu peristiwa

  4. Membentuk opini publik secara tidak langsung


Contoh Agenda Setting

Media Menyoroti...Dampaknya
Kenaikan harga beras selama seminggu penuhPublik mulai membicarakan dan menuntut kebijakan stabilisasi
Isu stunting di desa tertinggalPemerintah dan LSM meningkatkan intervensi gizi
Kasus selebriti secara berlebihanIsu-isu penting lain seperti pendidikan atau korupsi menjadi terabaikan

Tingkat Agenda Setting

  1. Agenda Media
    – Topik yang dipilih dan ditonjolkan media

  2. Agenda Publik
    – Isu yang dianggap penting oleh masyarakat

  3. Agenda Kebijakan (Policy Agenda)
    – Isu yang dibahas dan ditindaklanjuti oleh pembuat kebijakan

  4. Agenda Politik
    – Isu yang diangkat oleh partai politik atau politisi untuk menarik simpati

Biasanya, Agenda Media → memengaruhi → Agenda Publik → memengaruhi → Agenda Politik.


Cara Media Menentukan Agenda

  1. Frekuensi pemberitaan

  2. Penempatan berita (halaman depan, headline)

  3. Durasi liputan

  4. Ukuran judul & visualisasi

  5. Pemilihan narasumber


Agenda Setting vs Framing

AspekAgenda SettingFraming
FokusApa yang penting dibicarakanBagaimana isu itu dibicarakan
TujuanMenentukan topik utamaMenentukan sudut pandang terhadap topik
ContohMedia fokus pada isu polusi udaraMedia menyalahkan pemerintah atau masyarakat

Kritik terhadap Teori Agenda Setting

  • Media bukan satu-satunya sumber informasi di era digital (ada media sosial, influencer, dll.)

  • Publik kini lebih aktif (bukan hanya penerima), sehingga agenda bisa datang dari bawah (bottom-up), bukan hanya dari atas (top-down)

3. Framing (Pembingkaian Isu)

Media memiliki kekuatan untuk membingkai atau menyajikan suatu isu dari sudut pandang tertentu, yang memengaruhi bagaimana publik memahami dan menilai isu tersebut.

Contoh: Konflik buruh dan perusahaan bisa dibingkai sebagai perjuangan hak atau sebagai gangguan terhadap ekonomi, tergantung narasi media.

Pengertian Framing

Secara sederhana, framing adalah “cara membingkai” suatu isu agar terlihat dari sudut pandang tertentu. Meskipun fakta dasarnya sama, bingkai yang digunakan bisa membuat persepsi publik berbeda.

Menurut Robert Entman (1993), framing melibatkan dua hal utama:

  1. Selection – memilih aspek-aspek tertentu dari suatu realitas.

  2. Salience – menonjolkan aspek itu sehingga lebih terlihat penting.


Tujuan Framing

  • Mempengaruhi opini publik

  • Menyoroti sudut pandang tertentu dari sebuah peristiwa

  • Mempromosikan nilai, ideologi, atau kepentingan

  • Mengarahkan penilaian moral dan respons masyarakat

  • Menentukan siapa yang dianggap “pahlawan”, “korban”, atau “penjahat” dalam sebuah narasi


Contoh Sederhana Framing

Isu: Demo mahasiswa menolak kebijakan pemerintah.

Framing PositifFraming Negatif
"Mahasiswa Bergerak Demi Keadilan Sosial""Massa Mahasiswa Ganggu Ketertiban Umum"

Meski peristiwanya sama, cara pembingkaian berbeda menghasilkan persepsi yang sangat berbeda pula.


Teknik Framing Umum

  1. Pemilihan Kata (Diksi)
    Misalnya: “korban” vs “pelaku”, “reformasi” vs “kerusuhan”

  2. Penekanan Aspek Tertentu
    Fokus pada siapa yang dirugikan, siapa yang salah, siapa yang diuntungkan.

  3. Penyusunan Narasi atau Sudut Pandang
    Disusun untuk membentuk jalan cerita tertentu: siapa tokohnya, konfliknya, dan penyelesaiannya.

  4. Penyingkiran Informasi
    Informasi yang tidak mendukung sudut pandang yang diinginkan bisa diabaikan.

  5. Visualisasi atau Gambar Pendukung
    Penggunaan foto/video untuk memperkuat bingkai yang diinginkan.


Teori Framing

1. Framing Theory (Goffman, 1974)

  • Manusia memahami realitas sosial melalui “bingkai” yang terbentuk dari pengalaman, budaya, dan media.

2. Framing Analysis (Entman, 1993)

  • Empat fungsi framing:

    1. Define problems

    2. Diagnose causes

    3. Make moral judgments

    4. Suggest remedies


 Analisis Framing dalam Media

Contoh kerangka analisis:

  1. Apa isu utamanya?

  2. Siapa aktor utama yang ditonjolkan?

  3. Apa penyebab masalah menurut media tersebut?

  4. Solusi apa yang ditawarkan?

  5. Apa nilai/moral yang dimunculkan?

4. Pembentuk Opini dan Sikap


nwm

Media, terutama melalui editorial, opini, dan kolom komentar, memberikan interpretasi dan opini yang bisa diikuti atau dipengaruhi oleh masyarakat.

Contoh: Editorial surat kabar besar yang mendukung atau menolak kebijakan pemerintah bisa memengaruhi pandangan pembacanya. 

 1. Pengertian

  • Opini: Pandangan atau pendapat seseorang tentang suatu isu yang masih terbuka untuk diperdebatkan. Bersifat sementara dan bisa berubah.

  • Sikap: Kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu secara positif atau negatif. Lebih stabil daripada opini dan melibatkan komponen kognitif, afektif, dan perilaku.


2. Faktor Pembentuk Opini dan Sikap

A. Media Massa

  • Media (TV, internet, surat kabar, media sosial) menyampaikan informasi yang bisa mempengaruhi cara berpikir masyarakat.

  • Framing, agenda setting, dan priming adalah mekanisme yang digunakan media untuk membentuk opini publik.

B. Pendidikan dan Pengetahuan

  • Semakin tinggi tingkat pendidikan, biasanya seseorang lebih kritis dalam menyerap informasi dan membentuk opininya.

  • Pengetahuan memberi kerangka berpikir dalam menilai suatu isu.

 C. Keluarga dan Lingkungan Sosial

  • Nilai-nilai yang ditanamkan keluarga sejak dini berpengaruh besar terhadap sikap seseorang.

  • Teman, komunitas, dan lingkungan sekitar juga memberi pengaruh melalui interaksi sosial.

D. Tokoh atau Figur Publik

  • Pemimpin, influencer, artis, atau tokoh agama bisa membentuk opini dan sikap publik karena dianggap memiliki otoritas atau pengaruh.

E. Pengalaman Pribadi

  • Pengalaman nyata lebih kuat dalam membentuk sikap, karena melibatkan emosi dan keterlibatan langsung.

F. Budaya dan Nilai Sosial

  • Norma, tradisi, dan nilai budaya di masyarakat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap isu tertentu.


 3. Peran Komunikasi dalam Pembentukan Opini dan Sikap

  • Komunikasi yang persuasif (misalnya melalui iklan, kampanye politik, atau pidato) sangat efektif dalam membentuk atau mengubah sikap dan opini.

  • Bahasa yang digunakan, citra visual, serta narasi cerita berpengaruh besar terhadap penerimaan pesan.


 4. Contoh Kasus

Isu: Vaksin COVID-19

  • Media A: Menyajikan data ilmiah dan pendapat dokter → publik mendukung vaksinasi.

  • Media B: Menyebarkan teori konspirasi dan efek samping → publik menjadi skeptis.

  • Hasilnya: perbedaan sikap masyarakat terhadap vaksin sangat tergantung pada sumber informasi dan framing yang diterima.


5. Proses Terbentuknya Opini dan Sikap

  1. Paparan informasi (exposure)

  2. Persepsi terhadap informasi

  3. Evaluasi berdasarkan nilai pribadi

  4. Pembentukan sikap atau opini

  5. Pernyataan sikap atau tindakan nyata

5. Kontrol Sosial

Media dapat menekan kekuatan-kekuatan tertentu (termasuk pemerintah dan korporasi) dengan mengungkap kesalahan atau ketidakadilan, sehingga mendorong pembentukan opini kritis dari publik.

Contoh: Investigasi jurnalistik tentang korupsi atau pelanggaran HAM dapat memicu protes publik atau tuntutan perubahan kebijakan.

nwm

Jenis-Jenis Kontrol Sosial

  1. Berdasarkan Cara Pelaksanaannya:

    • Kontrol Sosial Formal: Dilakukan oleh lembaga resmi seperti polisi, pengadilan, sekolah, atau pemerintah. Contoh: penegakan hukum.

    • Kontrol Sosial Informal: Dilakukan oleh individu atau kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: teguran dari orang tua, sindiran dari tetangga.

  2. Berdasarkan Sifatnya:

    • Preventif (Pencegahan): Dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial. Contoh: penyuluhan hukum di sekolah.

    • Represif (Penindakan): Dilakukan setelah terjadi pelanggaran. Contoh: hukuman penjara.

    • Korektif (Perbaikan): Bertujuan mengembalikan pelaku penyimpangan ke jalan yang benar. Contoh: rehabilitasi narapidana.

  3. Berdasarkan Lembaga Pelaksananya:

    • Kontrol Institusional: Dilakukan oleh lembaga sosial, misalnya pendidikan, agama, hukum.

    • Kontrol Non-Institusional: Dilakukan oleh individu atau kelompok tanpa struktur resmi.


Tujuan Kontrol Sosial

  • Menjaga keteraturan sosial

  • Mencegah terjadinya konflik

  • Memberi sanksi bagi pelanggar norma

  • Mengarahkan perilaku agar sesuai harapan masyarakat


Contoh Kontrol Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Orang tua melarang anaknya keluar malam

  • Polisi menangkap pelaku kejahatan

  • Guru menegur murid yang tidak disiplin

  • Masyarakat mengucilkan pelaku tindakan amoral

6. Pendidikan Publik

Media juga berperan dalam mendidik masyarakat mengenai isu-isu penting, membantu pembentukan opini yang lebih rasional dan berdasar data.

Contoh: Kampanye kesehatan melalui media tentang vaksinasi, HIV/AIDS, atau COVID-19 membantu publik mengambil keputusan yang tepat.

7. Forum Diskusi Publik

nwm

Media sosial dan kolom komentar di media online menjadi ruang bagi masyarakat untuk berdiskusi, bertukar pendapat, dan memperluas sudut pandang.

Pengertian Forum Diskusi Publik

Forum diskusi publik adalah bagian penting dari proses demokrasi deliberatif, di mana masyarakat diajak berpartisipasi aktif dalam pembentukan opini publik, pengambilan keputusan, atau pengawasan kebijakan.


Tujuan Forum Diskusi Publik

  1. Menampung aspirasi masyarakat

  2. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang isu tertentu

  3. Mendorong dialog antara masyarakat dan pemangku kepentingan (pemerintah, LSM, akademisi, dll.)

  4. Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

  5. Membangun partisipasi dan keterlibatan warga


Contoh Forum Diskusi Publik

BentukContohPenyelenggara
Tatap MukaDiskusi panel tentang revisi UU, musyawarah wargaPemerintah daerah, kampus, LSM
OnlineWebinar tentang perubahan iklim, diskusi Twitter SpaceMedia, aktivis, komunitas
TerbukaTown hall meeting dengan pejabat publikPemerintah pusat/daerah
KomunitasDiskusi RT/RW tentang keamanan lingkunganWarga lokal

Komponen Utama Forum Diskusi Publik

  1. Moderator – mengatur jalannya diskusi agar tetap fokus dan adil

  2. Narasumber – memberi informasi dan perspektif ahli

  3. Peserta/Audiens – masyarakat umum yang berpartisipasi aktif

  4. Topik – isu aktual dan relevan dengan kehidupan masyarakat

  5. Dokumentasi – notulen, rekaman, atau laporan hasil diskusi


Manfaat Forum Diskusi Publik

  • Mendorong budaya berpikir kritis dan dialog terbuka

  • Membantu pembuat kebijakan memahami kebutuhan nyata masyarakat

  • Memberi ruang bagi suara minoritas atau kelompok rentan

  • Mencegah konflik sosial melalui komunikasi dua arah


Tantangan dalam Forum Diskusi Publik

TantanganPenjelasan
Partisipasi rendahKurangnya minat atau kesadaran publik
Dominasi pihak tertentuDiskusi tidak seimbang karena pengaruh kekuasaan atau elit
Kurangnya fasilitator yang netralBisa membuat diskusi bias
Infrastruktur terbatasMasalah akses teknologi atau lokasi

Contoh Isu yang Cocok untuk Forum Diskusi Publik

  • Kenaikan harga BBM atau tarif listrik

  • Pembangunan proyek strategis nasional (PSN)

  • Revisi undang-undang (misalnya KUHP, UU ITE)

  • Isu lingkungan lokal (sampah, banjir, tambang)

Kesimpulan:

Media massa adalah aktor utama dalam membentuk opini publik melalui informasi, interpretasi, dan ruang diskusi yang diberikannya. Oleh karena itu, independensi, objektivitas, dan integritas media menjadi sangat penting agar opini publik yang terbentuk juga sehat dan berimbang.

nama citra rahayu tkj 11


0 Response to "peran media massa dalam membentuk opini publik "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel