BIKA AMBON KHAS MEDAN

 KUE BASAH BIKA AMBON TRADISIONAL KHAS MEDAN

SMK NWM

Bika ambon Medan adalah salah satu kue tradisional khas kota Medan. Bika diambil dari istilah bahasa Portugis yaitu bobenka. Kata itu kemudian dikembangkan dalam berbagai ejaan. Di Malaysia istilah bobenka disebut binka, sedangkan di Indonesia disebut bika ambon (Ganie, 2003:51)Selain di kota Medan, kue tradisional bika ambon juga ada di daerah Sukabumi, dan kue bika ambon Betawi ke-3 jenis kue bika ambon memiliki banyak masing-masing ciri khas yaitu bika ambon rasanya manis gurih, memiliki warna kuning tua dan mengkilap, aroma daun jeruk dan sereh yang lebih tercium, tekstur yang kempal kenyal tetapi tetap lembut dan sedikit berminyak. Ciri khas utama kue bika ambon Medan adalah serat atau lubang - lubang yang menyerupai jeruji halus memenuhi seluruh bagian dari bagian bawah hingga atas kue dan jika kue ini dipotong akan menampakkan jalur vertikal lubang dari bagian bawah kue hingga bagian permukaan kue. Sedangkan kue bika ambon Sukabumi memiliki tekstur kenyal agak liat, minyaknya tidak sebanyak kue bika ambon Medan dan berwarna kuning pucat, sedangkan kue bika ambon Betawi agak keras dibandingkan kue bika ambon Sukabumi.

- Sejarah asal usul Bika Ambon 

Bika Ambon itu kue tradisional khas Medan, Sumatera Utara, yang sangat populer untuk oleh-oleh dan ikon kuliner lokal. Meski namanya “Ambon”, kue ini tidak berasal dari Ambon. Ada beberapa versi yang menjelaskan dari mana nama “Bika Ambon” berasal: Jalan Ambon di Medan Salah satu versi populer menyebutkan bahwa kue ini pertama kali dijual dan menjadi terkenal di Jalan Ambon, Medan. Nama “Ambon” disematkan dari lokasi penjualan tersebut. kue ambon ini bisa dinikmati oleh anak - anak atau remaja seperti anak sekolah di SMK NUSA WIDYA MANDIRI.

Kata “Ambon” berarti lembut

Ada juga bentuk yang mengatakan bahwa dalam bahasa Medan, “ambon” bisa diartikan sebagai lembut atau empuk, sehingga Bika Ambon berarti Bika yang lembut. Versi sejarah lokal menyebut bahwa “Ambon” berasal dari akronim dari “Amplas-Kebon” – dua lokasi di Medan. Mitra usaha lokal mengambil nama tersebut sebagai identitas kue ini. Pengaruh budaya luar, Ada penelitian yang menyebut bahwa Bika Ambon dipengaruhi oleh kue Melayu (misalnya kue Bika atau Bingka) dan bahwa penambahan bahan seperti nira atau tuak enau sebagai pengembang memberikan karakter yang membedakannya dari kue Melayu asli. Keunikan Bika Ambon meliputi tekstur kenyal dan berongga, aroma khas dari santan, pandan, dan serai, warna kuning cerah, rasa manis legit, serta proses fermentasi alami tanpa pengawet yang membuatnya hanya tahan beberapa hari. Asal-usul namanya juga unik, karena meskipun berasal dari Medan, namanya melekat dari Jalan Ambon tempat kue ini pertama kali dijual. Salah satu contohnya adalah kreasi Bika Ambon rasa green tea yang diperkenalkan oleh siswa SMK NUSA WIDYA MANDIRI pada sebuah festival kuliner lokal. Bika Ambon rasa green tea ini mendapat sambutan yang positif dari para pengunjung karena rasanya yang unik dan berbeda dari Bika Ambon pada umumnya.

- Ciri Khas dan Keunikan

Bika Ambon memiliki sejumlah ciri yang menjadikannya unik: Tekstur bersarang (berongga/berserat): bagian atas dan bagian dalam kue memiliki rongga-rongga kecil akibat proses fermentasi dan pengolahan adonan. Ini memberikan sensasi kenyal dan empuk. Aroma harum & rasa khas: biasanya aroma daun jeruk, pandan, serai, santan sangat mendominasi. Rasa manisnya khas, bukan terlalu manis (tergantung resep). Warna dan penampilan: klasiknya berwarna kuning (bisa karena kuning telur atau kunyit), teksturnya agak padat di bawah dan lebih berserat di atas. Permukaan kadang agak keras atau sedikit “gosong” di dasar loyang karena panas. Daya tahan: tidak tahan sangat lama; biasanya 2‑3 hari di suhu ruang sebelum mulai kehilangan tekstur ideal. 


SMK NWM

- Bahan dan Proses Pembuatan

 Untuk membuat Bika Ambon yang “nyaris   sempurna”, ada beberapa unsur penting dalam   bahan dan langkah-langkahnya:
 Umumnya bahan‑bahan dasar meliputi:
 - Telur (kuning telur dan terkadang telur utuh)   sebagai penyusun utama adonan. 
 - Gula sebagai pemanis dan membantu fermentasi. 
 - Tepung tapioka / kanji, tepung ketan, dan   terkadang tepung terigu. Tepung tapioka & ketan   membantu memberikan ktekstur kenyal dan sedikit   lengket. 
 - Santan kelapa, seringkali santan kental dan   santan cair, sebagai sumber rasa gurih dan aroma.   Juga sering dipadukan dengan daun jeruk, daun   pandan, serai, dan kadang kunyit atau pewarna   alami. 
 - Ragi (instan atau sejenisnya) atau bahan   biang/fermentasi agar adonan memperoleh   rongga/rongga udara. 
 Bika Ambon umumnya tersedia dalam rasa original (klasik) dan rasa pandan, namun kini juga banyak ditemukan varian lain seperti keju, nangka, durian, cokelat, dan moka. Pilihan rasa yang ada bisa berbeda-beda tergantung dari toko atau pembuatnya.
Varian Rasa Populer:
-    Original: Rasa klasik Bika Ambon dengan aroma kelapa yang kuat dan cita rasa manis legit.
-    Pandan: Memberikan rasa dan aroma pandan yang segar dan khas, cocok bagi penyuka pandan.
-    Keju: Kombinasi rasa manis Bika Ambon dengan sentuhan gurih keju.
-    Nangka: Varian dengan aroma dan rasa nangka yang manis.
-    Durian: Menawarkan rasa durian yang kuat, menggugah selera bagi penikmatnya.
-    Moka: Varian dengan rasa kopi yang khas.
-    Cokelat: Perpaduan rasa manis Bika Ambon dengan rasa cokelat.
Beberapa penjual juga menawarkan kombinasi atau ukuran bika ambon dalam porsi setengah, seperti "setengah pandan keju", untuk memberi pilihan yang lebih banyak kepada pelanggan. 

- Proses beberapa langkah khas Bika Ambon:

- Membuat biang (starter/fermentasi awal): mencampur ragi, gula, tepung terigu dengan air hangat. Diamkan hingga berbusa/aktif. 
Memasak santan dengan rempah/aroma: santan dimasak bersama daun jeruk, serai, pandan, kadang kunyit agar rasa & aroma meresap sebelum dicampur ke adonan. 
- Menggabungkan bahan telur, gula, tepung, dan bahan biang + santan secara bertahap: 
secara hati‑hati agar adonan rata, tidak menggumpal, dan tidak merusak udara atau gelembung dari fermentasi biang. 
- Fermentasi/adonan istirahat: Adonan dibiarkan selama beberapa jam (1‑3 jam atau lebih tergantung resep) agar ragi bekerja, menghasilkan rongga. 
- Pemanggangan dalam oven/kelas oven: loyang panas dulu, api disesuaikan (biasanya awal api lebih besar, kemudian api kecil agar tidak gosong. Sering pintu oven sedikit dibuka agar udara dan kelembapan tepat. 
- Pendinginan & pemotongan: setelah matang, biarkan agak dingin untuk stabilkan tekstur sebelum dipotong demi menjaga serat/racun tidak rusak. SMK Nusa Widya Mandiri memiliki peran penting dalam melestarikan dan mengembangkan kuliner tradisional Indonesia, termasuk Bika Ambon. Melalui program keahlian tata boga, para siswa tidak hanya diajarkan tentang teknik pembuatan Bika Ambon yang benar, tetapi juga tentang sejarah, nilai-nilai budaya, dan potensi ekonomi dari kue tradisional ini.

SMK NWM

- Kesimpulan

    Bika Ambon adalah contoh yang menarik dari bagaimana sebuah kue tradisional lokal bisa memiliki banyak versi cerita tentang asal-usulnya, tetapi tetap konsisten menjadi bagian penting dari identitas kuliner wilayahnya. Kombinasi fermentasi, penggunaan santan, telur, tepung khusus, dan rempah/rempah pengharum menjadikannya unik baik dalam rasa maupun tekstur.
    Bagi siapa pun yang tertarik mencoba, membuat Bika Ambon bisa menjadi pengalaman kuliner yang memuaskan: dari meramu adonan, merasakan aroma santan dan daun jeruk yang harum, hingga melihat rongga‑rongga kecil yang muncul—pertanda bahwa proses fermentasi berhasil.



NAMA : NURSAIDAH 
KELAS: XI TKJ

0 Response to "BIKA AMBON KHAS MEDAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel